SINTANG, HR – Panglima ASAP, Andreas, pertanyakan bantuan beras 100 ton untuk korban banjir di kab Sintang Kalimantan Barat.
Bantuan 100 ton beras yang dinyatakan Gubernur Kalbar Sutarmiji sudah disalurkan, juga mengatakan cukup 15 hari kedepan dan cadangan masih 130 ton.
Andreas menyebut statemen Sutarmiji (8/11) untuk bantuan korban banjir Sintang baik adanya akan tetapi kami dipertanyakan kapan beras itu disalurkan, siapa penyalurnya dan disalurkan dimana.
Andreas lantas menyebut, Gubernur Sutarmiji jangan sebut bantuan berton – ton tapi yang sampai ke korban banjir tidak berton-ton.
Tak Tepat Sasaran
Menurut Andreas, sampai hati ini (9/11) pihaknya belum mengetahui ada penyaluran bantuan dari Pemprov Kalbar langsung ke korban banjir Sintang berupa beras berton-ton.
Kalau ada mestinya pihak penyalur apakah Dinsos, BPBD punyai data dulu mana korban banjir yang di bantu prioritas.
Tidak lantas bantuan datang di serahkan begitu saja kepada masyarakat yang belum tentu terdampak total.
“Kami hanya mempertanyakan saja kepada Gubernur dan pihak penerima Pemkab Sintang, dalam hal ini, supaya silahkan di cek sama-sama kemana berasnya di salurkan,” saran Andreas.
“Kami mempertanayakan hal bantuam beras Pemprov jelas karena ada komplain masyarakat yang tidak dapat bantuan beras sampai hari (9/11).”
“Tidak seperti pihak lain yang membantu korban jelas dulu nama dan alamat terdampak, maksud kami seperti itu biar jelas,” ungkapnya.
Andreas kemudian sebut, data pihaknya di 12 kecamatan masyarakat korban banjir 25 ribuan dan terdampak langsung 90 ribuan KK.
“Atas bantuan beras 100 ton dari Pemprov pihaknya dapat pengaduan belum ada terima, karena itu kami pertanyakan.”
“Disalurkan lewat siapa, di mana dan kapan itu saja, supaya kami bisa jawab masyarakat terdampak yang bertanya,” katanya
Sementara itu, pihak BPBD dan Dinas Sosial di sejumlah titik penanggulangan banjir, Sintang ketika disambangi HR (9/11) sejumlah petugas disana mengaku tidak mengetahui yang mana bantuan dari Pemprov.
Banyak sudah bentuk bantuan yang di salurkan kepada masyarakat terdampaj di pengungsian tapi kita tidak mengetahui yang mana-mana dari pemprov jawab petugas di sana.
Di lain tempat, warga Sungai Kawat kec Sintang yang di sambangi HR juga mengakui tidak ada dapat beras.
Bantuan yang pernah mereka terima cuma dari komunitas ibu -ibu gereja, selain itu beras tidak pernah lagi.
“Sama halnya di pengungsian kecamatan Tempunak, juga mengakui tidak pernah mendapat bantuan, jamgankan dari pemprov dari pemkab Sintang saja belum ada,” ungkap mereka miris.
Untuk di ketahui pembaca HR banjir kabupaten Sintang Kalbar telah memasuki hari ke 18 hari ini dan sejumlah jalan poros masih tutup.
Terhadap fasilitas internet – pun tak luput dari serangan banjir. Evakuasi masyarakat dari dan ke tempat beraktivitas masih dibantu kenderaan TNI/Polri.
Ini banjir menurut sejumlah tokoh masyarakat daerah itu, terbesar setelah tahun 1963. Dan banjir di kab Sintang tahun ini, telah merenggut 2 nyawa. tim