SINTANG, HR – Koordinator Gerakan Masyarakat Anti Korupsi (Gemas) kab. Sintang, Kalimantan Barat, kembali lontarkan kritik pedas kepada bupati Sintang H Jarot Winarno.
Kritik pedas Asdi dilontarkannya tak lama setelah Jarot yang di papah orang-oramg dekatnya turun ke titik banjir daerah itu Minggu 7/11 sore, lalu di posting sekitar pukul 16.25 .
Asdi menyebut, bupati Sintang Jarot Winarno janganlah pencitraan terus, konsentrasi aja rawat kesehatan di rumah.
Yang di butuhkan masyarakat Sintang pada musibah banjir ini bahan pangan (Sembako) dan air minum.
“Terutama mereka yang ada di pengungsian, butuh makanan dan minuman. Ketersediaan sembako dan harga di toko dan gorosir, jangan di naikkan. Ini yang penting di kerjakan Jarot kalau sudah sehat, bukan selfi di titik banjir,” lanjut kritik Asdi.
“Ketersediaan bahan pangan dan penyalurannya tepat sasaran, tidak pilih kasih. Banjir tidak akan surut, dan kebutuhan masyarakat terdampak terpenuhi bila Jarot nongol dan menonton banjir Sintang,” ujarnya
Lanjutnya, menegaskan, cukup Jarot menonton youtube dan video masyarakat saja lewat HPnya. Sebab, musibah banjir Sintang ini informasinya sudah mendunia.
Asdi menyebut, kecuali kalau bupati sudah sehat bolelah jalan-jalan, pimpin Sintang yang benar.
Sampai hari ini kita masyarakat Sintang belum tahu apakah Jarot sudah sehat. Jangan-jangan setelah liat banjir tiba-tiba sakit lagi lalu cuti sakit lagi, berarti salah sendiri.
Sintang ini sudah krisis pembangunan 2020 -2021 di tambah musibah banjir, jangan di tambah lagi pencitraan pemimpin yang nyata -nyata masih cuti sakit lanjutnya.
Asdi, selain kritik Jarot pencitraan liat banjir, juga pesan kepada orang-terdekatnya (Tim Suksesnya) tidak memposting pencitraan Jarot dimana-mana tapi suruhlah berobat menggunakan uang daerah supaya cepat sembuh supaya bisa kerja 24 jam.
“Dan kami masyarakat Sintang setuju saja asalkan untuk berobat ke luar negeri sekalipun.”
Hal ini Asdi sarankan sebab yang di butuhkan masyaralat Sintang terdampak banjir bukan kehadiran Jarot di tengah banjir tapi, bantuan kebutuhan untuk bertahan hidup di pengungsian, bebernya.
Sementara itu, Rifai (33) korban banjir di bilangan komplek BTN Kpg Ladang, mengakui bahwa bajir kali ini terparah sejak 50 tahun lalu menurut orangtuanya.
Mengenai bantuan Pemkab Sintang untuk mereka di pengungsian di akui Rifai sangat minim terutama air minum (galon).
Rifai berharap Pemkab koordinir pengusaha air minum galon supaya mengutamakan pengungsi banjir.
Lagi informasi Rifaai bahwa di warung disekitarnya mulai langka bahan makanan seperti, beras, telor dan mie instan.
Sementara itu, juru bicara Pemkab Sintang Kurniawan yang juga Kadis Kominfo daerah itu, tidak dapat di hubungi. tim