TANGSEL, HR – Adalah sebuah kekeliruan bila ada sekelompok orang yang mengklaim bahwa Pancasila adalah ideologi buat kelompoknya. Menurut Brigjend (Purn) Jonias Marvel Lumbantobing, pendapat itu tidak benar. Bila Pancasila hanya ideologi sekelompok orang dalam bebangsa dan bernegara, lalu ideologi kelompok lainnya apa?
Bukan Ideologi Kelompok Tertentu
Dengan sengaja membuat sebuah buku dengan judul “Pancasila Satu-satunya Ideologi Bangsa Indonesia”, Brigjend. (Purn) Jonias Lumbantobing meluruskan pendapat sekelompok orang tadi: Pancasila bukanlah ideologi sekelompok orang di Indonesia. Untuk mengaktualkan topik ini, sengaja dirancang sebuah acara “Book Lauch” dan di awal acara diputarkan rekaman suara yang meng-klaim hal yang dimaksud.
Merujuk kepada rekaman suara yang ditayangkan, dengan jelas tertedengar klaimnya dilakukan berdasarkan agama. Sambil menyebut satu persatu agama yang dimaksud, suara itu lalu menyimpulkan bahwa agama merekalah yang sejalan dengan Pancasila. “Oleh karena hal itu, agama lain harus dilarang karena tidak sesuai Pancasila,” lanjut suara itu.
Padahal, semua agama dan aliran kepercayaan di Indonesia memiliki konsep -ke-Tuhan-annya. Konsep inilah, lanjutnya, yang menjadi semangat bersatu dalam kebhinekaan sebagaimana yang dituangkan oleh pendiri bangsa dalam Pancasila. “Tidak ada yang bisa mempersatukan selain Pancasila,” katanya.
‘War Among The Peoples’
Sebagai sebuah bangsa yang beragam suku dan agama, Indonesia sangat begitu rentan terhadap adanya perpecahan. Apalagi hal ini dikaitkan dengan paradigma perang global saat ini dimana musuh tidak lagi dilihat dari negara lain.
“Saat ini, musuh itu tidak lagi berasal dari negara atau bangsa lain. Musuh saat ini adalah sesama anak bangsa dengan berbagai kepentingannya,” terang jenderal yang sangat berapi-api menjelaskan konsep Pancasila yang dia yakini.
Merujuk kepada penjelasannya tentang perang paradigma, dimana segala anak bangsa juga akan menjadi sumber potensi perpecahan, maka baginya ideologi Pancasila harus terus dijaga dan dilestarian nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Dan terus terang dan tanpa tedeng aling-aling, jenderal yang asal Tarutung ini kurang ‘suka’ dengan istilah ‘pembinaan’ terhadap sebuah Lembaga yang dibuat untuk itu.
“Bagi saya, Pancasila itu harus dijaga agar nilai-nilainya tetap murni. Bukan dibina. Memang Pancasila itu rupanya mahluk sehingga harus dilakukan pembinaan?” ujarnya dalam beberapa kesempatan sebelum dilakukannya acara “Book Launch” di sebuah tempat di BSD Tangsel.
Dari acara “Book Launch” tanggal 28 Oktober 2021 yang juga dihadiri oleh anak Pahlawan Revolusi DI Panjaitan yaitu Letjend (Purn) Hot Mangarajatua Panjaitan bolehlah disebut bahwa Pancasila adalah jawaban terhadap terhindarnya Bangsa Indonesia ‘War Among The Peoples’.
“Hanya Pancasila yang menjamin tidak akan terjadi perang di sesama anak bangsa,” pungkas jenderal turunan Siopat Pisoran ini. paul manjo sinaga