Infrastruktur di Sintang Memprihatinkan

oleh -10 Dilihat
Jembatan Mansuka roboh saat dilalui truk .

SINTANG, HR – Infrastruktur jalan jembatan di kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, banyak memprihatinkan, akibatnya roda perekonomian dari dan ke sejumlah daerah kecamatan misalnya, macet/terseok-seok.

Buktinya baru-baru ini, salah satu jembatan dalam kota tepatnya di daerah Masuka Hilir, ambruk saat dilintasi truk bermuatan sedang.

Menurut sopirnya, galang dan lantai jembatan patah di tengah, karena sudah buruk/busuk, syukur tak ada korban jiwa pada peristiwa itu.

Tak pelak sejak peristiwa itu, dua hari dua malam tak ada kenderaan roda empat lalulintas ke sana.

Menurut warga sekitar, jembatan itu sudah sejak 2019 dilaporkan kepada pemerintah Cq Dinas Pekerjaan Umum daerah itu, namun tidak direspon.

“Mungkin menunggu ada korban kali,” demikian warga daerah itu saking kesalnya cerita kepada HR (10/9) disana.

Ini kan sudah terbukti, truk amblas, kenapa ya harus ada korban dulu baru pemerintah tangani setiap jalan jembatan yang rusak di Sintang ini, tanya warga kemudian.

Sebelumnya, warga kecamatan Sepauk, juga mengeluhkan jalan yang hancur lebur sepanjang belasan KM dari bibir jalan poros Pontianak – Sintang.

Warga sekitar yang mayoritas petani kelapa sawit, harus mengeluarkan biaya besar ketika melalui jalan itu untuk mengeluarkan buah tandan segar (TBS) ke pabrik.

Mereka harus menyewa satu buah dum trak khusus untuk menarik truk petani bermuatan kelapa sawit, kelau tidak begitu tak bisa lewat di jalan itu.

Pengalaman sejumlah petani itu sudah sejak tahun 2019, Ujar Martin (52) petani sawit mandiri di sana.

Bahkan ungkap Martin, puluhan truk mini (Hilux, roda empat-red) ) baik dum truk roda 6, sering tumbang dan akhirnya rusak parah gara-gara melewati ruas itu.

Meski demikian, Pemkab Sintang tak ada gerakan untuk perbaiki.

Martin kemudian sebut, bahwa tahun 2021 ini ruas jalan itu akan dibangun, tapi kapan mulainya tidak jelas, kisahnya mengakhiri.

Camat Sepauk, Chinghan, pada waktu berbeda dimintai HR tanggapannya mengenai kondisi ruas jalan di wilayahnya itu, mengatakan prihatin apalagi jika dikaitkan dengan biaya besar yang harus ditanggung masyarakat, tak terkecuali petani sawit.

Ruas jalan Sepauk yang hancur lebur sejak 2019.

Sementara, Kepala Dinas PU Daerah itu, Ir Murjani MT, beberapa kali dihubungi media ini melalui telepon selulernya, tak aktif lagi.

Politisi Perindo, Dapil Sepauk – Tempunak, Agus RJ, menyikapi keluhan masyarakat disana, khususnya soal kegawatdaruratan infrastruktur jalan jembatan mengatakan sudah berkali-kali mengingatkan pemkab Sintang agar memperhatikan skala prioritas yakni jalan jembatan.

Khusus di kecamatan Sepauk – Tempunak, wilayah perkebunan kelapa sawit, dan pertanian berbagai komoditi.

Fraksinya di DPRD daerah itu, lanjut Agus, bidang infrastruktur paling banyak di soroti dengan tujuan agar misalnya tahun 2021 tendernya di percepat.

Hal itu mereka dorong, karena ada pemilaian oleh sebagaian besar dewan Sintang , pemkab Sintang terkesan lambat tender proyek, tapi hal itu jika masih dalam tahap wajar tidak masalah.

“Tapi maksud dewan, sehubungan pada bulan – bulan terakhir tahun ini biasanya musim penghujan, mestinya pemerintah harus waspadai agar proses pembangunan tidak terganggu oleh cuaca hujan itu, hal inipun turut diingatkan dewan,” tutup Agus. tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.