JAKARTA, HR – Menyikapi pemberitaan yang tidak berimbang dan tidak konfirmasi terlebih dahulu ke narasumber, Ketua Koordinatoriat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Jakarta Barat, Kornelius Naibaho melemparkan komentar pedas terhadap media-media yang menulis gelaran Trofeo Persija Glory 2001 telah melanggar protokol kesehatan (prokes).
Tudingan itu juga menyudutkan keterlibatan tiga pilar Kota Jakbar bersama Koordinatoriat PWI Jakbar yang hadir pada saat gelaran turnamen tiga jam tersebut. “Yang nulis itu sok tahu. Lah mereka saja tidak hadir di turnamen itu, darimana dia bisa menuding turnamen silahturahmi itu melanggar prokes, dan dikait-kaitkan dengan kerumunan massa HRS? Jangan sok tahu dan mengarang berita, itu tidak baik,” ujar Kornelius.
Dalam kesempatan itu, Kornel mengatakan, bahwa kegiatan Trofeo Persija Glory 2001 yang dilaksanakan sudah sesuai peraturan Protokol Kesehatan. “Kami sangat menyangkan dengan adanya berita tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu ke panitia penyelenggara. Itu namanya berita tidak berimbang dan terkesan menyudutkan dan itu tidak dibenarkan oleh peraturan PWI, sehingga membuat berita mengarang karena penulisnya tidak hadir di lokasi gelaran di Lapangan Porsekem Kembangan, Minggu (15/11),” jelas Kornelius Naibaho.
“Darimana mereka bisa membuat berita turnamen itu melanggar prokes? Dari mimpi atau dari ngigau? Mereka saja tidak ada di lokasi, kok menuding turnament itu melanggar prokes ? Aneh ya, masih ada saja oknum wartawan seperti itu, suka membesar-besarkan peristiwa yang tidak dilihat oleh mata kepalanya sendiri,” ujar Pimpinan Redaksi Faktapers itu.
Sebagai Ketua Koordinatoriat PWI Kota Jakarta Barat, Kornel menghimbau kepada media-media yang memplintir berita Turnamen Trofeo Persija Glory 2001 agar lebih banyak mengikuti seminar-seminar tentang jurnalistik, yang tujuannya dapat menambah pengetahuan sehingga kedepan dalam memuat berita harus sesuai fakta, bukan menerima cerita dari orang lain atau copypaste atau mengarang atau mengigau.
“Lapangan Porsekem itu luas, dan ada pembatasan penonton yang masuk. Panitia juga mengarahkan penonton untuk tidak berkerumun di satu titik. Tiga pilar hanya lima menit hadir di lokasi. Namun, tetap penonton yang tidak memenuhi protokol kesehatan tidak diizinkan masuk,” ungkapnya.
Berita plintir Trofeo Persija Glory 2001 yang dimuat di beberapa media online tentunya telah merusak nama baik penyelenggara dan panitia. Karena itu, Kornel mewanti-wanti penulis dan medianya agar tidak dilaporkan terkait UU ITE. “Kalau ada yang melaporkan media dan penulisnya dengan UU ITE, saya jadi kasihan melihatnya,” ujar Kornelius. ed/rg