MAROS, HR – Pergerakan yang di lakukan oleh Komando Pejuang Merah putih (KPMP) Marcab Maros, pasca pengaduan pendampingan warga Batang Ase Maros.
KPMP kemudian melayangkan surat pemberitahuan ke pihak PT.ASL (Anugrah Sukses Lestari) terkait pendampingan sekaligus penyampaian jalur mediasi, setelah tidak ada respons dari pihak managamen.
Pihak kami kembali layangkan surat somasi, lagi-lagi tidak ada respons. Saat di bicarakan dengan wakil warga yang terkena dampak, secara bersama sama bersepakat untuk melakukan pergerakan, baik kepada kantor DPRD, dan Kantor bupati Maros sekaligus ke objek permasalahan, yaitu kawasan perdagangan dan jasa Batang Ase Busines Land,jelas Sekertari KPMP Marcab Maros, A.Baso, Kamis (14/2/2019) di lokasi kejadian.
Menurutnya pergerakan KPMP tersebut murni mendampingan masyarakat yang terkena dampak. Jadi sebenarnya tidak perlu terjadi insiden, karena pergerakan KPMP adalah gerakan aksi damai.
Dan demonstrasi yang dilakukan ini sebenarnya untuk mepreassure pemerintah dan pengusaha agar dapat di fasilitasi untuk penyelesaian persoalan warga Batang Ase yang terkena dampak besar dari pembangunan kawasan pardagangan tersebut.
A.Baso juga menjelaskan kronologis terjadinya insiden penyerangan berawal dari permintaan pihak managamen untuk bernegosiasi dengan perwakilan KPMP dan warga. Setelah di tunjuk beberapa orang dari pihak warga 2 orang dan KPMP 8 orang.
Saat masuk dari pintu gerbang bergerak masuk ke tempat pertemuan yang telah di tentukan pihak managemen. Tiba-tiba di serang oleh segerombolan orang yang tidak di ketahui identitasnya dan langsung melakukan penyerangan dan pemukulan kepada delegasi KPMP, katanya.
Spontan delegasi KPMP melakukan perlawanan. Diduga pelaku penyerang tersebut adalah orang-orang sewaan oleh pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja mengacaukan team negosiator warga yang di dampingi, tambah A. Baso.
Lebih lanjut Ia memaparkan jumlah pelaku penyerangan sekitar 25 orang dan menurut informasi yang di peroleh dari team investigasi, bahwa ke 25 orang sewaan tersebut berasal dari luar Maros. Beberapa orang diantara mereka sudah terdeteksi, dan pihak KPMP juga sudah melaporkan permasalahn ini ke pihak berwajib.
Setelah melapor ke pihak kepolisian, kami akan meminta bantuan dari lembaga bantuan hukum Maros dan lembaga advokasi lainnya yang sudah di persiapkan sebelumnya oleh ketua KPMP wilayah dan pusat terkait insiden penyerangan tersebut.
“Saya tidak pernah menduga bahwa ada preman-preman sewaan yang akan mengacaukan delegasi kami, karena dasarnya pergerakan KPMP ini adalah Aksi Damai dan murni penyampaian aspirasi atas masalah warga.Jadi saya beserta delegasi yang saya sudah tunjuk dengan santai masuk ke grand mall, pikiran saya aman-aman saja. Apa lagi ratusan pengamanan dari berbagai angkatan yang ada di dalam kawasan grand mall, terang A Baso.
Pasca insiden tersebut saya langsung perintahkan dan memimpin langsung melapor ke Polres Maros, selaku sekertaris KPMP Marcab Maros sekaligus korban penyerangan dan di dampingi oleh team, sebutnya.
A Baso menegaskan keberpihakan KPMP kepada warga tertindas jauh kebih penting ketimbang berpihak kepada penguasa atau pengusaha. Kami di KPMP akan memperjuangkan hak-hak masyarakat yang di dampingi sampai tuntas.
Dan kami tidak akan pernah berhenti memperjuangkannya, kalau ada pihak pihak yang pro kepada grand mall (PT.ASL) dan atau pro kepada pihak pemerintah silahkan, selain itu bagi pihak pihak yang memang pro rakyat.
Saya atas nama Komando Pejuang Merah Putih meminta agar memberi dukungan penuh terhadap masyarakat tertindas yang sudah beberapa tahun ini dirugikan atas berdirinya kawasan batang ase bisnis land. Karena kebanggaan warga maros dengan keberadaan grand mall sangat di apresiasi tetapi tidak harus menutup mata, bagaimana seandainya yang korban adalah kita, mungkin saja akan melakukan hal yang sama, urai A Baso.
Bukan hanya itu, sambungnya, sudah banyak juga pedagang-pedagang sekitar yang mati suri, bahkan beberapa hotel hotel yang ada di maros sunyi pengunjung.
A Baso mengakui dampak positif kawasan perdagangan dan jasa Batang Ase Bisnis Land berdampak besar. Namun ia menilai gagal amdal.
Salah satu bukti otentik kegagalannya adalah terdapatnya areal persawahan yang tidak dapat terkelola selama kurang lebih 4 tahun. Artinya Amdal hanya prasyar, pungkasnya.hamzan