938 Mahasiswa KKN Unila Siap Terjun ke 134 Desa di Lampung Selatan

IMG 20251127 WA0018
Bupati Lampung Selatan Egi Pratama menerima audiensi Unila terkait KKN 2026 yang melibatkan 938 mahasiswa di 134 desa

KALIANDA, HR — Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, menerima audiensi jajaran Universitas Lampung (Unila) terkait rencana pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode Januari 2026. Pertemuan berlangsung di ruang kerja bupati, Rabu (26/11/2025).

Ketua Tim KKN Unila, Yulia Kusuma Wardani, menyampaikan terima kasih atas kesempatan bersilaturahmi sekaligus mengajukan permohonan izin untuk memberangkatkan 938 mahasiswa. Mereka akan ditempatkan di 134 desa pada delapan kecamatan yang lokasinya dekat Bandar Lampung.

Bacaan Lainnya

“Rencananya ada 134 desa di delapan kecamatan yang kami pilih karena lokasinya dekat dengan Bandar Lampung,” ujar Yulia.

Kecamatan tersebut meliputi Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang, Tanjung Sari, Merbau Mataram, Katibung, Sidomulyo, dan Kalianda.

Yulia menjelaskan bahwa mahasiswa periode ini diberangkatkan secara mandiri tanpa agenda serah terima seperti tahun sebelumnya. Ia membuka peluang kolaborasi program kerja dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan agar pelaksanaan KKN berjalan lebih efektif.

“Program yang akan kami jalankan menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Bila dari Pemkab ada program prioritas yang bisa disinergikan, kami sangat terbuka,” kata Yulia.

Bupati Egi mengapresiasi langkah Unila yang kembali memilih Lampung Selatan sebagai lokasi pengabdian mahasiswa. Ia menegaskan bahwa sektor pariwisata menjadi program prioritas daerah yang harus dikembangkan secara edukatif, berbasis budaya, sejarah, dan kearifan lokal.

“Destinasi wisata tidak hanya perlu indah, tetapi juga harus memiliki cerita dan wawasan yang memberi dampak bagi masyarakat,” tutur Egi.

Selain itu, Bupati Radityo Egi Pratama menekankan pentingnya memperkuat ketahanan pangan agar selaras dengan program nasional. Ia berharap mahasiswa KKN dapat membantu menggali potensi desa melalui masyarakat dan aparatur desa, sekaligus mendorong lahirnya produk unggulan bernilai ekonomi.

“Harapan saya, selain memberi dampak langsung, nanti ada kajian akademik yang bisa dibahas bersama. Jangan hanya menjadi arsip,” ujar Egi. santi

[rss_custom_reader]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *